Jl. Sultan Sulaiman RT 06 Sambutan, Kec. Samarinda Ilir, Kota Samarinda

Sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Awang Long

Nama Awang Long yang dijadikan nama Sekolah Tinggi Khusus Hukum di Samarinda.

Awang Long Ario Senopati lahir pada 28 September 1804. Ayahnya bernama Ni Raden Pati Wangsa dan ibunya bernama Ni Dayang Manta. Tiga orang kakaknya bernama Awang Jeruji, Awang Kridan, dan Dayang Senu. Awang Long menjadi panglima perang di era kepemimpinan Sultan Adji Muhammad Salehuddin.

Pada tahun 1844, dua kapal Inggeris dibawah pimpinan Kapten J.E.Murray mencoba memudiki Sungai Mahakam menuju Kota Tenggarong dengan mengabaikan peraturan Sultan. Awang Long segera menyerang untuk mengusir kedua kapal tersebut, serangan itu berhasil mengusir dan menewaskan Kapten Murray. Tetapi serangan tersebut juga mengakibatkan konflik dengan pemerintahan Hindia Belanda karena sebuah kapal Belgia juga menjadi sasaran serangan. Selanjutnya pemerintahan Hindia Belanda yang mengklaim wilayah tersebut dan ingin menancapkan kekuasaannya mengirim pasukan perang ke Tenggarong dipimpin Kapten T’Hooft untuk menghukum Kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai berhasil dikalahkan, kota Tenggarong dikuasai dan Panglima Awang Long gugur untuk menjaga kehormatan negara.

Dengan dipakai nya nama Awang Long sebagai nama Sekolah Tinggi Khusus Hukum di Samarinda diharapkan semua Civitas Akademika bias Meneladani Sifat dan Sikap dari Awang Long yaitu :

  1. Berani bersikap jujurBerani bersikap jujur
    Mahasiswa Sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya memiliki sikap jujur. Dimulai dengan berani mengatakan hal yang benar tanpa mengurangi atau melebih-lebihkan informasi. Akan mudah berkata jujur jika kita tidak melakukan kesalahan, namun ada banyak orang yang tidak mampu mengakui kesalahannya dan memilih untuk berbohong.
  2. Membela kebenaran.
    Salah satu sikap kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan adalah membela kebenaran. Dengan tidak membela orang yang sudah jelas salah, kita telah berani untuk menegakkan kebenaran dan menjunjung keadilan. Di sisi lain, tidak membiarkan kebiasaan buruk terus menerus dimaklumi juga termasuk upaya dalam membela kebenaran.
  3. Berani dan gigih mengejar cita cita
    Pemerintah telah meluncurkan berbagai bantuan program beasiswa  pendidikan dengan harapan generasi penerus bangsa dapat memperoleh pendidikan. Bahkan kini, para pelajar mendapat kesempatan lebih luas lagi untuk mengenyam pendidikan di luar negeri dengan berbagai program baru yang dibuka oleh pemerintah. Hal ini merupakan contoh kecil agar kita lebih berani dan gigih mengejar cita-cita karena telah tersedia berbagai jalan untuk meraihnya.
  4. Saling Menghormati
    Sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya, sikap saling menghormati amat diperlukan. Kehidupan bersosial dari individu yang beragam dapat memunculkan perbedaan yang jika tidak ada rasa saling menghormati dapat membawa perselisihan. Salah satu contoh sederhana kita harus mencoba mendengar dan menerima pendapat orang lain, jangan karena berbeda pendapat terjadi pertengkaran.
  5. Mengedepankan Kepentingan Umum
    Indonesia dapat merdeka sebab para pendiri bangsa ini mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Di sisi lain, mengutamakan kepentingan umum berarti kita telah melaksanakan nilai luhur Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara. Demi kebaikan bersama dan terwujudnya cita-cita yang lebih besar maka kepentingan umum perlu didahulukan.
  6. Memiliki Sikap Toleransi dengan Perbedaan
    Pancasila telah mempersatukan keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa, hingga agama yang ada di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya kita menanamkan sikap toleransi dengan setiap perbedaan. Dengan bertoleransi diharapkan kehidupan bermasyarakat menjadi rukun dan damai
  7. Musyawarah Mufakat Untuk Mengambil Keputusan
    Jika dihadapkan dengan suatu persoalan di lingkungan masyarakat, tidak ada salahnya jika dilakukan musyawarah sebelum mengambil keputusan. Pengambilan keputusan dalam musyawarah diharapkan dapat menyatukan perbedaan pendapat dan menyelesaikan masalah yang terjadi. Namun, apabila setelah musyawarah belum mendapat hasil yang memuaskan biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pemungutan suara.
  8. Cinta Tanah Air
    Setelah Indonesia merdeka, kita tidak serta merta langsung mendapatkan kebebasan. Para pendiri bangsa terus berjuang untuk mengukuhkan dan mempertahankan kemerdekaan. Sebagai generasi penerus bangsa kita perlu memiliki sikap nasionalisme dengan mencintai tanah kelahiran dan menghormati bangsa lain.
  9. Menjunjung persatuan
    Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, sudah banyak peristiwa bersejarh yang menunjukkan bahwa perbedaan yang ada bukan untuk menjadi hambatan, namun menjadi kekuatan. Semboyan bangsa Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Bersama-sama kita bersatu untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang kuat.
  10. Bertanggung Jawab Dengan Peran Yang Diberikan
    Menjadi sosok yang bertanggung jawab bukan hal mudah, oleh sebab itu tidak semua orang mampu menjadi pemimpin. Namun, entah itu jabatan besar atau kecil, penting untuk bekerja dengan amanah dan jujur. STIH Awang Long yang telah memperoleh Ijin pendirian dari Kemenristekdikti Nomor: 199/KPT/I/2016, tanggal 01 Juni 2016, yang diselenggarakan oleh Yayasan Amal Cita Cendikia Samarinda.

    Sebagai pengelola STIH Awang Long, Yayasan Amal Cita Cendikia bertanggung jawab dan berwenang di bidang penyediaan prasarana dan sarana pendidikan. Di samping itu Yayasan Amal Cita Cendikia juga sebagai pembina, pembimbing dan pengendali tenaga edukatif dan administratif, keuangan dan para pejabat di lingkungan STIH Awang Long. STIH Awang Long sebagai lembaga pendidikan yang dibina oleh Yayasan Amal Cita Cendikia bertanggung jawab di bidang edukatif, wajib melaksanakan jalannya Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan peraturan pemerintah dan kebijaksanaan Yayasan. Dalam melaksanakan program-program Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP), STIH Awang Long mengajukan anggaran pembiayaan pada Yayasan Amal Cita Cendikia untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaannya.

    Semua perangkat/personalia STIH Awang Long baik yang edukatif maupun yang administratif diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan. Sejalan pula dengan arahan kebijakan pendidikan nasional tentang isu strategis DIKTI yaitu Daya saing bangsa, Kesehatan Organisasi dan Otonomi Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk mewujudkan insan cerdas dan kompetitif, maka STIH Awang Long perlu mengadakan perubahan dalam pendekatan perencanaan agar lebih mampu memberikan sumbangan dan peranannya sebagai lembaga pendidikan yang bernafaskan nilai-nilai kearifan lokal.